Minggu, 10 Januari 2016

Islam dan Psikologi - Psikoterapi Melalui Puasa





ISLAM DAN PSIKOLOGI
PUASA MELALUI PSIKOTERAPI





Oleh :

Alevia Rahma Deswanda             NIM. 11140700000040





FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................       i
DAFTAR ISI...................................................................................................................      ii

BAB I : PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang.....................................................................................................      1

BAB II: KAJIAN TEORI
2.1    Puasa...................................................................................................................      2
2.2    Psikoterapi...........................................................................................................      6

BAB III : Penutup
3.1    Kesimpulan .........................................................................................................    13

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................    14







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Ibadah puasa banyak sekali memiliki faedah. Diantara faedah terkandung dalam ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk menaklukkan hawa nafsu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
’Allah SWT berfirman, ‘’Semua perbuatan amal anak adalah miliknya, kecuali ibadah puasa. Karena sesungguhnya ibadah puasa adalah untuk ku. Dan aku senfiri yang akan membalasnya. Puasa itu merupaka perisai. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian tidak berkata kotor ketika dia menunaikan ibadah puasa dan hendaklah juga tidak bertindak bodoh! Apabila ada orang yang menggang nya, hendaklah dia berkata,’’sesungguhnya aku sedang menjalankan ibadah puasa’’.
            Dalam ibadah puasa terdapat unsur pelatihan bagi seseorang untuk bersabar. Dengan latihan bersabar, dia akan mampu menanggung beban berat kehidupan. Ketika seseorang yang menunaikan ibadah puasa merasa terhalangi untuk mengkonsumsi makanan maupun minuman, maka dia akan ikut merasa kan penderitaan kaum fakir dan miskin yang sering kali tidak bisa mengonsumsi makanan. Sehingga dia pun akan mengasihani saudaranya yang bernasib kurang dalam perekonomian. Dia akan memberikan pertolongan dan berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan.
Manfaat utama puasa adalah menumbuhkan kemampuan mengontrol syahwat dan hawa nafsu pada diri manusia. Puasa merupakan latihan bagi manusia dalam menanggung kondisi perihatin dan merupakan bersabar atasnya, ia bersiap diri menanggung beragam kondisi perihatin yang mungkin terjadi dalam hidup nya. Kondisi perihatin yang dirasakannya membuatnya dapat berempati terhadap penderitaan orang-orang fakir dam miskin, mendorongnya untuk mengasihi mereka, mengulurkan bantuan dan berbuat baik kepada mereka serta membantu orang-orang yang membutuhkan di antara mereka. Dengan begitu, hubungan dengan manusia semakin kuat, loyalitas nya kepada jamaah semakin kokoh. Rasa solidaritas sosial dan kecenderungan membantu manusia juga tumbuh.

Puasa merupakan terapi yang efektif dalam mengatasi kegelisahan melalui janji surga sebagai balasan bagi mereka yang berpuasa. Rasulullah Saw bersabda: 
“Barang siapa puasa romadon dengan iman dan penuh harap (akan pahalanya), makadosa-dosa nya yang terdahulu akan di ampuni.”( HR Bukhari dan Muslim).



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Puasa
2.2.1 Pengertian Puasa
Secara etimologis, puasa berarti menahan. Secara terminologis, Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, dan hasrat seksual mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Dalam Islam, puasa adalah rukun Islam ketiga yang wajib dilaksanakan seorang muslim pada bulan Ramadhan, bulan kesembilam dari dua belas bulan kalender tahun Islam yang didasarkan perhitungan peredaran bulan yang bentuknya dengan menahan diri dari segala yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dan wajib dilakukan sesuai dengan syarat, rukun dan larangan yang telah ditentukan.
Bulan ramadhan dianggap bulan suci karena merupakan bulan turunnya Al-Qur’an untuk pertama kalinya. Menurut tradisi puasa dapat dimulai jika bulan baru telah terlihat di ufuk langit oleh sekurang-kurangnya dua orang islam. Selama satu bulan penuh, umat muslim wajib berpuasa dari muainya matahari terbit sampai matahari terbenam dengan menahan diri dari makanan, minuman, perilaku seksual, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Setelah bulan ramadhan berakhir, umat islam kemudian merayakan hari raya idul fitri, sebagai symbol penyucian diri. Pada saat ini seluruh umat islam saling meminta dan memberi maaf atas segala kesalahannya.
Puasa juga terdapat puasa Sunnah yaitu puasa yang dikerjakan dihari-hari selain Bulan Ramadhan, biasanya puasa ini dikerjakan untuk mengganti puasa yang ada pada bulan Ramadhan ketika kita tidak dapat mengerjakannya. Contohnya seperti wanita yang setiap bulannya mengalami menstruasi dan untuk orang sakit atau sedang dalam perjalanan jauh.
Urgensi puasa dalam tazkiyatun-nafs menduduki derajat ketiga (setelah shalat dan zakat), karena diantara syahwat besar yang bisa membuat manusia menyimpang adalah syahwat perut dan kemaluan. Sedangkan puasa merupakan pembiasaan terhadap jiwa untuk mengendalikan kedua syahwat tersebut. Oleh sebab itu, puasa merupakan faktor penting dalam tazkiyatun-nafs. Jika kesabaran termasuk kedudukan jiwa yang tertinggi maka puasa pembiasaan jiwa untuk bersabar[1]. Oleh sebab itu ada hadits yang menyebutkan bahwa: “Puasa adalah separuh kesabaran.” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah, hadits hasan)
2.2.2 Manfaat Puasa
A. Puasa dan Kesehatan Rohani dan Sosial
            Allah SWT. berfirman di dalam Al Qur’an ayat 183 : 2
’Hai orang-orang yang berfirman, diwajibkan atasmu puasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelumu….’’ (QS. Al Baqarah;183)
Dan selanjutnya pada ayat 184 Allah berfirman :
 ’ Dan puasa itu lebih baik bagi kamu kalau kamu sekalian mengetahui.’’ (QS. Al Baqarah ;184)
            Dalam ayat tersebut di atas, telah tersirat keajiban untuk mencari hikmah. ‘’Kalau kamu mengetahui, berarti kamu harus mencari ilmunya.’’
Selanjutnya Allah berfirman di dalam Al Qur’an surah Al Fathir ayat 29 :
‘’….Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hambaNya hanyalah ahli-ahli ilmu….’’ (QS. Al Fathir ;29)
Dan di dalam Al Qur’an surah Shad pada ayat 29 Allah berfirman :
‘’Kitab Kami turunkan kepadamu diberkahi untuk direnungkan ayat-ayatnya dan diselidiki oleh orang yng berilmu.’’ (QS. Shad ;29)
Dan di dalam surah AZ Zumar pada ayat 9 Allah berfirman :
‘’ Katakan, samakah orang yang berilmu dan tidak berilmu, sesungguhnya yang menyelidiki hanyalah mereka yang mempunyai ilmu.’’ (QS. Az Zumar ;9)
            Kita umat Islam harus mematuhi dan mentaati peraturan Allah. Tetapi kita harus pula mencari hikmah kebijaksanaan dalam peraturan tersebut. Meskipun hanya sebagian kecil saja kebijaksanaan Allah dapat kita singkap. Itupun ternyata sudah banyak sekali kita peroleh.

1. Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Rohani
            Manfaat puasa ditinjau dari sisi rohaniah sudah banyak ditulis. Untuk melatih rasa ikhlas, beribadah, latihan disiplin keuletan. Juga kehalusan perasaan memaksa diri untuk menimbulkan kesadaran. Terutama terhadap derita dan jeritan para fuqara’ dan masakin. Dengan puasa maka aliran darah ke alat-alat pencernaan kurang, karena kurang perlu. Kelebihan darah dari alat pencernaan ini mengalir ke otak, ini dapat dibuktikan dengan timbangan. Akibatnya maka fikiran orang yang berpuasa menjadi terang meskipun badannya merasa lemah.
            Dalam keadaan kelemahan fisik karena puasa, mental menjadi kuat. Karena mendapat makanan lebih banyak dari darah yang mengalir lebih banyak. Tiap orang yang berpuasa mengetahui ini semuanya. Bahwa di jalan faal batinnya tumbuh banyak perubahan baik. Perhatian bertambah, fantasi bertambah giat, panca indra bertambah tajam. Juga Ilham (intutio) menjadi dalam dan mudah ketegangan batin mengendur. Suatu keadaan yang menyatakan adanya kejernihan batin mengendur. Inti sari yang sejati keluar, seorang yang berpuasa menemukan diri pribadi kembali. Titik istirahat batin (metacentrum), tempat batin istirahat ditemukan. Perasaan menjadi halus dan tinggi. Berpuasa itu bagi orang Islam, bukan saja berbakti kepada Allah, tetapi juga disiplin jiwa dan moril, suatu kesadaran hidup yang tinggi. Bukanlah tidak ada daya nafsu makanan dan minuman tersedia di bawah pelupuk matanya. Meskipun demikian, daya nafsu ini dikalahkan oleh orang yang berpuasa.
            Puasa merupakan bukti bahwa kita dapat menundukkan nafsu. Watak, akal, dan moral dari mereka yang menjalani puasa menerima kebaikan. Pada orang lain ‘’Allah ada di sisinya’’ adalah suatu kenyataan. Padanya ada makanan yang lezat-lezat, sungguhpun demikian lebih suka ia menanggung lapar karena Allah. Dan yang demikian itu tidak sedikit disebabkan oleh disiplin jiwa. Sungguh besar sekali manfaat puasa bagi kesehatan jasmani dan rohani kita.
            Puasa juga merupakan obat penyakit psikosomatis, karena memberi kebahagian. Dengan puasa rohani menjadi tenang, karena ampunan dari Allah SWT. Maaf dari sesam manusia juga memberikan kebahagian batin. Dengan puasa manusia kembali ke fitrah, dan mendapat semnagat baru. Semangat berbuat baik bertambah, kekuatannya untuk usaha yang dihadapi bertambah. Puasa ialah suatu persiapan untuk melenyapkan ketegangan bathin. Ketegangan dan kesempitan batin itulah yang menjadi sebab tumbuhnya penyakit. Pintu surga terbuka baginya, karena ia dapat membelakangkan dunia. Sehingga dapat berbakti kepada Allah yang telah menciptakan seluruh alam. Pintu neraka tertutup baginya, karena ia menjauhkan diri dari kejahatan. Kejahatan sebenarnhya adalah neraka bagi manusia di dunia sebelum neraka di akhirat nanti.
            Dengan puasa pekerjaan kelenjar gondok menjadi berkurang, juga kelenjar kelamin. Kedua kelenjar tersebut dalam melaksanakan pekerjaannya tertekan. Banyaknya mani berkurang, sebab banyak sedikitnya sperma diproduksi, berhubungan erat dengan makan. Maka nafsu seksual orang yang berpuasa akan menurun sekali, hingga tidak membawa dirinya kea rah yang tidak diingini atau berbuat jahat. Puasa adalah suatu bukti bahwa kita dapat meninggalkan kelezatan jasmani.
            Dengan keterangan-keterangan diatas itu jelaslah bahwa puasa merupakan dokter batin. Dokter batin ini banyak di dalam tubuh manusia, hanya kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Pendek kata, dengan puasa rohani kita dapat menundukkan jasmani. Hasrat hati yang berupa hawa nafsu mengalami pengekangan. Selera ditahan, hati menjadi tenang dan hasrat hati yang tidak benar dapat dicegah. Dengan puasa kita kembali ke fitrah manusia untuk berbuat baik. Dengan puasa keikhlasan, disiplin, keuletan, kehalusan perasaan, kejujuran dan lain-lain sifat yang baik baik tergembleng.
            Pendek kata puasa adalah dokter batin penyembuh penyakit psikosomatis. Termasuk penyakit psikosomatis antara lain sakit maag, jantung, tekanan darah tinggi, obesitas, ginjal asthma, penyakit pembuluh darah dan lain sebagainya. Dengan puasa penyakit-penyakit tersebut dapat dihambat perkembangannya.
2. Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Sosial
            Pada waktu kita menjalankan puasa, maka kita akan merasakan lapar, kita ingat fakir miskin. Berarti bahwa mereka yang sedang ingat itu sedang ingat itu sedang menyelami derita fakir miskin. Dan oleh karenanya di dalam sanubarinya tumbuh rasa kasih saying kepada fakir dan si miskin.
            Oleh sebab itu Islam mewajibkan shadaqatul fitri. Dengan jalan demikian kaum muslimin, yang dengan sengaja menahan makan, dapat menghargai karunia Allah. Tidak hanya shadaqatul fitri, akan tetapi zakaratul mal juga wajib.
            Dengan puasa, ukhuwah Islamiayah tambah tergalang. Tiap-tiap perbuatan yang memenuhi hasrat hati dilarang. Wajib menahan segala bentuk nafsu yang menjerumuskan manusia. Sunah berhati tenang sehari-hari melaksanakan ibadah puasa. Terutama hendaklah dijauhkan diri dari perselisihan. Memaki-maki, berdusta, memperkatakan kejelekan orang, hasrat hati yang takbaik dilarang/ Karena kejahatanlah yang sebenarnya, merupakan neraka manusia di dunia.
            Dari apa yang telah diuraikan bahwa puasa bermanfaat bagi kesehatan sosial. Dengan puasa keadilan sosial benar-benar dapat dilaksanakan. Dengan puasa tidak ada lagi perbedaan antara si kaya dan fakir miskin. Kalau ia merasa bahwa siang hari lapar, tetapi malamnya kenyang. Pasti ia ingat nasib fakir miskin yang belum tentu malamnya kenyang. Dengan demikian dapat terjadi suatu keseragaman perasaan dalam masyarakat, penyakit sosial di dalam masyarakat dapat berkurang bahkan lenyap.
            Fakir miskin tidak ada lagi, kejahatan yang sebagian besar terdorong akibat kemiskinan lenyap. Bahkan watak, akal dan moral masyarakat, menerima perbaikan menyeluruh. Karena ketegangan dan kesempitan batin masyarakat, itulah yang menjadi sebab timbulnya penyakit masyarakat.

2.2.3 Mengapa Puasa Harus Dikerjakan ?
1.            Menghapus dosa[2]
Puasa Ramadhan, bila dikerjakan dengan iman dan ikhlas, bukan saja akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda, tapi juga akan menghapuskan berbagai dosa, baik yang terlanjur kita kerjakan di masa lalu maupun yang akan datang. Rasulullah saw. Bersabda;
“Barangsiapa puasa Ramadhan dengan (didasari) keimanan dan semata-mata mengharap Ridha-Nya, maka akan diampunkan dosa-dosanya di masa lalu”. (HR. Bukhari Muslim)
Dalam riwayat lain ada tambahan “wa ta-akkhara”, dan dosa-dosa yang akan datang.
2.            Ibadah istimewa
Puasa adalah salah satu ibadah yang mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah. Di samping benteng yang ampuh bagi pelakunya dalam menangkal hawa nafsu, puasa juga merupakan satu-satunya ibadah yang benar-benar murni dan tulus karena Allah. Seperti dalam hadits qudsi berikut:
“Rasulullah SAW. bersabda: Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: Semua amalan anak Adam (bisa kembali) kepadanya kecuali puasa. Maka, sesungguhnya puasa itu tulus bagi-Ku, dan Aku sendirilah yang akan membalasnya. (Selain itu) puasa (juga) sebagai benteng. Karena itu, jika salah seorang dari kamu berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan pula mengacau. Lalu, jika ada seseorang yang memaki atau memusuhinya, hendaklah ia (cukup) menjawab: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa!”… (HR. Bukhari dan Muslim)

2.2 Psikoterapi
2.2.1 Pengertian Psikoterapi
            Istilah psikoterapi mempunyai pengertian cukup banyak dan kabur, karena istilah tersebut digunakan dalam berbagai bidang operasional ilmu empiris seperti psikiatri, psikologi, bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), kerja sosial, pendidikan dan ilmu agama. Psikoterapi (psychotherapy), secara etimologis berasal dari kata ”psyche” yang berarti ”mind” atau jiwa dan ”therapy” yang berarti ”merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi dapat diartikan sebagai  perawatan  terhadap  aspek  kejiwaan  seseorang. Sedangkan secara  terminologis  terdapat  beberapa  definisi,  di  antaranya  yang dikemukakan  oleh  Atkinson  bahwa  psikoterapi  adalah  pengobatan  alam pikiran atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.4 James  P.  Chaplin  membagi  pengertian  psikoterapi  dalam  dua sudut pandang. Secara khusus psikoterapi diartikan sebagai penerapan  teknik   khusus untuk penyembuhan   penyakit   mental   atau   pada kesulitan-kesulitan    penyesuaian    diri    setiap    hari.    Secara    luas, psikoterapi  mencakup  penyembuhan  lewat  keyakinan  agama  melalui pembicaraan  informal  atau  diskusi  personal  pada  guru  atau  teman. Menurut  Carl  Gustav  Jung,  psikoterapi  telah  melampaui  asal  usul  medisnya  dan  tidak  lagi  merupakan  suatu  metode  perawatan  orang sakit.  Kini  digunakan  untuk  orang  yang  sehat  atau  pada mereka  yang mempunyai  hak  atas  kesehatan  psikis  yang  penderitaannya  menyiksa  kita semua. Berdasarkan  pendapat  Jung di  atas,  maka  psikoterapi lain berfungsi     kuratif     (penyembuhan),     juga     berfungsi     preventif (pencegahan)  dan  konstruktif  (pemeliharaan  dan pengembangan)  dari jiwa  yang  sehat.  Ketiga  fungsi  tersebut  mengisyaratkan  bahwa  usaha untuk  berkonsultasi  kepada  psikiater  atau  terapis  tidak  hanya  ketika psikis  seseorang  dalam  kondisi  sakit,  akan  tetapi  lebih  baik  jika dilakukan  sebelum  datangnya gejala  atau  penyakit  mental,  karena  hal tersebut dapat membangun kepribadian yang sempurna. Psikoterapi   sangat   berguna   untuk   membantu Klien dalam memahami  dirinya,  mengetahui  sumber-sumber  psikopatologi  dan kesulitan  penyesuaian  diri,  serta  memberikan  perspektif  masa  depan yang  lebih  cerah  dalam  kehidupan  jiwanya;  membantu  penderita dalam   mendiagnosis   bentuk-bentuk   psikopatologi;   dan   membantu penderita dalam menentukan langkah-langkah praktis dan pelaksanaan terapinya.
            Selanjutnya  individu  tersebut mejadi  lebih  mempercayai diri  serta  bersedia  mendorong  dirinya  sendiri  untuk  melakukan  apayang   dipilih   untuk   dilakukannya;   dan   menjadi   lebih   sadar   atas alternatif-alternatif  yang ada serta  bersedia  memilih  bagi  dirinya sendiri dan menerima konsekuensi-konsekuensi dari pilihannya.

2.2.2 Psikoterapi : Pendekatan dan Teknik
            Setelah  menemukan  terma  psikoterapi,  berikut  dapat  dilihat pada  teknik pelaksanaannya. Atkinson  membagi  enam  teknik,  yaitu teknik   terapi   psikoanalisis,   teknik   terapi   perilaku,   teknik   terapi kognitif   perilaku,   teknik   terapi eksistensial,   terapi   eklektik   atau integratif dan teknik terapi kelompok dan keluarga.
            Di samping pembagian di atas, pada dasarnya psikoterapi dapat dibedakan    juga    dalam    beberapa    macam.    Menurut tujuannya, psikoterapi  dapat  dibagi  sebagai mana

____________
4 Astutik, Sri, PSIKOTERAPI ISLAMI DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN  NARKOBA DI PONDOK PESANTREN INABAH SURABAYA, Surabaya : Disertasi Program Doktor, 2011 hal 18-19


 berikut:  psikoterapi  ”suportif”,  psikoterapi  ”re-edukatif”  dan  psikoterapi  ”rekonstruktif”;  menurut  dalamnya,   ada   psikoterapi   superfisial   dan   psikoterapi   mendalam (deep); menurut   teknik yangditerapkan   terdiri   dari   psikoterapi ventilatif,   sugestif,   ekspresif,   psikokatarsis, operant   conditioning,modelling,   asosiasi   bebas,   interpretatif,   psikoterapi   eksperensial, positive  regard dan  teori  implosive ;  menurut  konsep  teoritis  tentang motivasi   dan   perilaku   dibedakan   menjadi   psikoterapi   behavioral, psikoterapi  kognitif,  psikoterapi  evokatif,  analitik,  dinamik;  menurut settingnya terbagi atas terapi individual, terapi kelompok atau bersama keluarganya; menurut teknik tambahan khusus yang digabung dengan psikoterapi,  terdiri  atas  narkoterapi  dan  hipnoterapi,  terapi  musik, psikodrama,  terapi  dengan    permainan  dan  peragaan  (play  therapy, simulation), psikoterapi religius dan latihan meditasi.
2.2.3 Psikoterapi Islami
            Psikoterapi  Islami  adalah proses  pengobatan  dan penyembuhan terhadap   gangguan   suatu   penyakit   baik   mental,   spiritual,   moral  maupun fisik dengan melalui bimbingan al-Qur’an dan as-Sunah Nabi Muhammad SAW.5 atau  secara  empirik  adalah  melalui  bimbingan  dan pengajaran  Allah swt.,  malaikat-malaikat-Nya,  Nabi  dan  Rasul-Nya  atau   ahli   waris   para   Nabi-Nya.   Sedangkan   Isep   Zainal   Arifin mengatakan  bahwa  psikoterapi  Islam  adalah  proses  perawatan  dan penyembuhan  terhadap  gangguan  penyakit  kejiwaan  dan  kerohanian  melalui  intervensi  psikis  dengan  metode  dan  teknik  yang  didasarkan kepada  al-Qur’an  dan  Sunnah.  Proses  perawatannya  disebut  dengan  istilah Istishfa.
            Kata   ”therapy”   bermakna   pengobatan   dan   penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab kata ”therapy” sepadan dengan istishfayang  berasal dari Shafa-Yashfi-Shifaa-an, yang artinya menyembuhkan. Kata istishfa digunakan  oleh  M.  Abdul  Aziz  Al-Khalidiy  dalam  kitabnya yang berjudul  ”al-Istishfa  bi al-Qur’an”.  Di  dalam al-Qur’an ada  beberapa  ayat  yang  memuat  kata Shifa’ di antaranya dalam surat Yunus ayat 57:
‘’Wahai   manusia   sesunggunnya   telah   datang   kepadamu pelajaran  dari  Tuhanmu  dan  penyembuh  untuk  penyakit yang  ada  di  dalam  dada  dan  petunjuk  serta  rahmat  bagi orang-orang yang beriman (percaya dan yakin).’’ (QS. Yunus; 57)
Dalam surat Al-Isro ayat 82 :
‘’Dan  Kami  turunkan  dari al-Qur’an sesuatu  yang  dapat menjadi  penyembuh  dan 

______________________
5 Astutik, Sri, PSIKOTERAPI ISLAMI DALAM MENGATASI KETERGANTUNGAN  NARKOBA DI PONDOK PESANTREN INABAH SURABAYA, Surabaya : Disertasi Program Doktor, 2011, hal 23-25

rahmat  bagi  orang-orang  yang beriman  (percaya  dan  yakin),  dan al-Qur’an itu  tidak  akan menambah  kepada  orang  yang  berbuat  aniaya  melainkan kerugian.“ (QS. Al-Isro; 82)

            Kedudukan psikoterapi Islam dalam konstelasi psikoterapi, bisa dilihat  dalam  struktur  perkembangan  psikoterapi  religius.  Asal  mula kemunculan   psikoterapi   religius   sudah   nampak   sejak   timbulnya kesadaran   masyarakat   barat   terhadap   peran   nilai-nilai   spiritual. Banyak  psikolog  barat  yang  mengajukan  pendapatnya  tentang  peran  agama dalam menangani gangguan kejiwaan atau mentaldi antaranya William  James,Carl  Gustav  Jung dan  A.A  Brill.  Bahkan  A.A.  Brill menegaskan sebagai  berikut:  ”Individu  yang    benar-benar  religius tidak  akan  pernah  menderita  sakit  jiwa”. Sehingga  dapat disimpulkan bahwa   dalam   praktek   psikoterapireligi   atau religio-psikoterapi merupakan penyembuhan  penyakit  kejiwaan  yang  didasari  dengan nilai-nilai keagamaan.
            Tujuan  psikoterapi  Islami  adalah  memberikan  bantuan  kepada setiap individu  agar sehat  jasmaniah  dan  rohaniah,  atau  sehat  mental, spiritual  dan  moral;  menggali  dan  mengembangkan  potensi  esensial sumber   daya   Islami;   mengantarkan   individu   kepada   perubahan konstruktif  dalam  kepribadian  dan  etos  kerja;  meningkatkan  kualitaskeimanan,  keislaman,  keihsanan  dan  ketauhidan  dalam  kehidupan sehari-hari;    mengantarkan    individu    mengenal,    mencintai    dan  menemukan esensi  diri,  atau  jati  diri  dan  cinta  pada  Dzat yang  Maha Suci yaitu Allah ta’ala Robbal Alamin. Sedangkan fungsi psikoterapi Islami     adalah:     fungsi     pemahaman     (understanding);     fungsi pengendalian    (control);    fungsi    peramalan    (prediction);    fungsi pengembangan  (development);  fungsi  pendidikan  (education);  fungsi pencegahan    (prevention);    fungsi    penyembuhan    dan    perawatan (treatment);   fungsi   pensucian   (sterilization);   fungsi   pembersihan (purification).

2.2.4 Bentuk dan Teknik Psikoterapi Islami
            Muhammad   Abd   al-Aziz   al-Khalidi   membagi   obat   (shifa) menjadi  dua  bagian  :  pertama,  obat hissi,  yaitu  obat  yang  dapat menyembuhkan  penyakit  fisik,  seperti  berobat  dengan  air,  madu, buah-buahan yang disebutkan dalam al-Qur’an; kedua, obat ma’nawi, yaitu   obat   yang   dapat   menyembuhkan   penyakit   ruh   dan   kalbu manusia, seperti doa-doa dan isi kandungan dalam al-Qur’an.
            Muhammad   Mahmud   Mahmud,   seorang   psikolog   muslim ternama,  membagi  psikoterapi  Islam  dalam  dua  kategori;  pertama, bersifat  duniawi,  berupa  pendekatan    dan  teknik-teknik  pengobatan psikis  setelah  memahami  psikopatologi  dalam  khidupan  nyata;  kedua bersifat ukhrawi,   berupa   bimbingan   mengenai   nilai-nilai   moral, spiritual dan agama.
            Dalam   ajaran   Islam,   selain   diupayakan   adanya   psikoterapi duniawi,   juga   terdapat   psikoterapi   ukhrawi.   Psikoterapi ukhrawi merupakan petunjuk  (hidayah)  dan  anugrah  (wahhab)  dari  Allah SWT. yang berisikan kerangka ideologis dan teologis dari segala psikoterapi. Sedang  psikoterapi  duniawi  merupakan  hasil Ijtihad (daya  upaya) manusia,  berupa  teknik-teknik  pengobatan  kejiwaan  yang  didasarkan atas   kaidah-kaidah   insaniah.   Kedua model   psikoterapi   ini   sama pentingnya,  ibarat  sisi  mata  uang  yang  satu  sama  lain  saling  terkait. Berdasarkan  urian  di  atas  tampak  bahwa  pendekatan  dan  teknik pelaksanaan  psikoterapi  Islami  didasarkan  atas  kerangka  psiko-teo-antropo-sentris,   yaitu   psikologi   yang   didasarkan   pada   keMaha Kuasaan   Tuhan   dan   upaya   manusia.

2.2.5 Psikoterapi Melalui Puasa
            Ibadah puasa memiliki banyak sekali faedah. Diantara faedah yang terkandung dalam ibadah puasa adalah memperkuat kehendak dan menimbulkan kekuatan untuk menaklukan hawa nafsu. Allah SWT berfirman,
(QS. Al Baqarah (2);183)
            Maksud kalimat ayat diatas adalah agar kalian merasa takut untuk melakukan perbuatan maksiat. Caranya pertama kali dengan menaklukkan gejolak syahwat yang akhirnya menjadi perbuatan maksiat.
            Dirawayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasullah SAW bersabda,
‘’Allah SWT berfirman, ‘’Semua amal perbuatan anak. Adam adalah miliknya, kecuali ibadah puasa. Karena sesungguhnya ibadah puasa adalah untuk-Ku. Dan Aku sendiri yang akan membelasnya. Puasa itu merupakan perisai. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang diantara kalian tidak berkata kotor ketika dia menunaikan puasa dan hendaklah juga tidak bertindak bodoh! Apabila ada orang yang menggangunya hendaknya dia berkata, ‘’Sesungguhnya aku sedang menjalankan ibadah puasa.’’
Di dalam riwayat Al Bukhari disebutkan dengan menggunakan redaksi sebagai berikut,
‘’[Allah berfirman], ‘’Dia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Ibadah puasa adalah milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Amal kebaikan itu akan digandakan sebanyak sepuluh kali lipat.’’
            Disebutkan dalam hadist di atas bahwa ibdah puasa diibaratkan perisai. Maksudnya, ibadah puasa bisa memelihara seseorang dari dorongan syahwatnya. Orang yang menunaikan ibadah puasa akan mampu mengekang nafsunya, sehingga dia pun memutuskan untuk tidak makan, tidak minum, tidak melakukan hubungan seksual, dan berperilaku baik. _____________________
Najati, Usman, Psikologi Dalam Tinjauan Hadist Nabi, Jakarta Selatan: Daarusy-Syuruuq – Kairo, 1421 H, hal 409-412
Dia juga tidak akan berkata kotor, bertindak bodoh mencela, maupun melakukan perbuatan yang bisa mendatangkan murka Allah SWT. Dalam ibadah puasa terkandung latihan untuk mengendalikan motivasi dan emosi, serta memperkuat kehendak untuk mengalahkan dorongan hawa nafsu dan syahwat.
            Dalam ibadah puasa terdapat unsur latihan bagi seseorang untur bersabar. Dengan latihan bersabar, dia akan mampu menanggung berbagai beban berat kehidupan. Ketika
seseorang yang menunaikan ibadah puasa merasa terhalangi ubtuk mengosumsi makan maupun minuman , maka dia akan ikut merasakan pendritaan kaum fakir miskin yang sering kali tidak bisa mengonsumsi makanan. Sehingga dia pun akan mengasihani saudaranya yang bernasib kurang beruntung secara ekonomi. Dia akan memberikan pertolongan dan berbuat baik kepada orang-orang yang membutuhkan. Hal itu akan membuat hubungan sosialnya menjadi lebih baik. Dia akan lebih peka pada perkembangan yang terjadi dan menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial. Dia senantiasa cenderung untuk memberikan bantuan dan enganggap dirinya sebagai salah satu anggota masyarakat yang bermanfaat bagi komunitasnya. Akhirnya, dia akan merasa bahagia dan tentram.
            Puasa sangat berguna untuk mengobati perasaan berdosan dan menghilangkan kegundahan. Rasullah SAW bersabda bahwa balasan untuk ibadah puasa adalah ampunan dosa dan masuk ke dalam surga. Diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah SAW bersabda
‘’Barangsiapa yang menunaikan puasa Ramadhan dengan dilandasi rasa iman dan ikhlas, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.’’
            Dirawayatkan dri Abu Sa’id Al Khudzri radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasullah SAW bersabda,
‘’ Tidak ada seorang hamba pun yang menunaikan ibadah puasa hanya satu hari saja, kecuali Allah akan menjauhkannya dari neraka [sejauh jarak perjalanan selama ini] tujuh puluh tahun lantaran ibadah puasa tersebut.’’
            Diriwayatkan dari An-Nadhr bin Syaiban radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, aku telah diberitahu oleh ayahku bahwa Rasulullah SAW bersabda,

‘’Sesungguhnya Allah SWT telah memfardhukan puasa Ramadhan kepada kalian Sedangkan aku telah menyunahkan sholat pada malam harinya untuk kalian. Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan melakukan shalat pada malam harinya untuk kalian. Barangsiapa berpuasa Ramadhan dan melakukan shalat pada malam harinya dengan disadari rasa iman dan ikhlas, maka dia akan keluar dari dosa-dosanya seperti pada hari dia baru dilahirkan oleh ibunya.’’
            Ada beberapa hadits yang menerangkan bahwa barangsiapa yang menunaikan puasa pada beberapa hari yang memilki keutamaan, maka dia akan meraih ampunan dari Allah SWT atas segala dosa yang telah dia perbuat. Diantara hari yang dimaksud adalah hari ‘Arafah yang bisa melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya, hari ‘Asyuraa’ yang mampu melebur dosa-dosa setahun sebelumnya, beberapa hari pada bulan Syawwal setelah puasa Ramadhan yang mampu memberikan pahala seperti puasa setahun penuh, dan puasa tiga hari pada setiap bulan yang pahalanya menyamai puasa selama satu tahun.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
            Secara etimologis, puasa berarti menahan. Secara terminologis, Puasa adalah menahan diri dari makan dan minum, dan hasrat seksual mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Dalam Islam, puasa adalah rukun Islam ketiga yang wajib dilaksanakan seorang muslim pada bulan Ramadhan, bulan kesembilam dari dua belas bulan kalender tahun Islam yang didasarkan perhitungan peredaran bulan yang bentuknya dengan menahan diri dari segala yang membatalkannya mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, dan wajib dilakukan sesuai dengan syarat, rukun dan larangan yang telah ditentukan.  Manfaat puasa untuk melatih rasa ikhlas, beribadah, latihan disiplin keuletan. Juga kehalusan perasaan memaksa diri untuk menimbulkan kesadaran. Mengapa puasa harus dikerjakan? Karena menghapus dosa-dosa yang telah lalu dan bulan suci Ramadhan bulan istimewa.
            Psikoterapi (psychotherapy), secara etimologis berasal dari kata ”psyche” yang berarti ”mind” atau jiwa dan ”therapy” yang berarti ”merawat atau mengasuh, sehingga psikoterapi dapat diartikan sebagai  perawatan  terhadap  aspek  kejiwaan  seseorang. Sedangkan secara  terminologis  terdapat  beberapa  definisi,  di  antaranya  yang dikemukakan  oleh  Atkinson  bahwa  psikoterapi  adalah  pengobatan  alam pikiran atau lebih tepatnya pengobatan dan perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis. Bentuk dan tekik psikoterapi menurut Muhammad   Mahmud Mahmud,   seorang   psikolog   muslim ternama,  membagi  psikoterapi  Islam  dalam  dua  kategori;  pertama, bersifat  duniawi,  berupa  pendekatan    dan  teknik-teknik  pengobatan psikis  setelah  memahami  psikopatologi  dalam  khidupan  nyata;  kedua bersifat ukhrawi,   berupa   bimbingan   mengenai   nilai-nilai   moral, spiritual dan agama.  Dalam hadist di dalam riwayat Al Bukhari disebutkan sebagai berikut,:
 ‘’[Allah berfirman], ‘’Dia meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku. Ibadah puasa adalah milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Amal kebaikan itu akan digandakan sebanyak sepuluh kali lipat.’’
            Disebutkan dalam hadist di atas bahwa ibadah puasa diibaratkan perisai. Maksudnya, ibadah puasa bisa memelihara seseorang dari dorongan syahwatnya. Orang yang menunaikan ibadah puasa akan mampu mengekang nafsunya, sehingga dia pun memutuskan untuk tidak makan, tidak minum, tidak melakukan hubungan seksual, dan berperilaku baik.